Saturday, August 30, 2008

Bulan Suci


Tak juga bangkit dari kegelapan
Asyik bermain di dalamnya
Pekat memelukku semakin erat
Pun kalbuku tlah terbuai di antara dekapannya

Bulan yang suci tak lama lagi datang
Dari sini cahayanya tlah nampak
Aku tak ingin melewatkan
Tak ingin dia berlalu tanpa sembah sujudku

Berat langkahku tuk menjauhi hitam
Meski inginku meronta
Aku akan berlari wahai cahaya
Meski pedih peri.. jalan penuh onak duri
Jangan kau lari begitu cepat

Aku ingin memelukmu cahaya suci
dan aku...
Ingin kau peluk aku...

Hangat cahaya bulan suci...
Genggamlah aku erat
-------------------------------
pemimpi kecil menangis.. ditemani pekatnya dunia

Tuesday, August 19, 2008

Mengingat Hari Ini


Remember this day...

Anak manusia terlahir ke dunia. Menambah kebahagiaan sebuah keluarga, keluarga kecil bahagia. Meski tak menikmati kekayaan dunia, kebahagiaan itu jelas terpancar.
Tangis bayi itu seolah meneriakkan, "dunia... inilah aku". Ciuman dari orang-orang yang menyayanginya, pelukan hangat ibu dan bapak, gelitikan tangan nakal kedua kakaknya, semua menyambut gembira.

Mengingat hari ini..
Bertahun-tahun yang lalu, bayi terlahir ditakdirkan mengirup nafas dunia. Merasakan manis dan pahit getir kehidupan. Menangis dan tertawa itu hal yang biasa, dan dia telah terbiasa.
Kisah yang terlontar dari bibir perempuan itu selalu menggetarkan hatinya. Betapa berharga hidupnya dimata perempuan itu. Betapa kasih sayang yang begitu besar telah menumbuhkan semangat dalam dirinya.

Dia ingin sekali memeluk perempuan itu, di hari ini. Berbagi kisah seperti biasanya, bercanda tawa, berkeluh kesah dan kadang berbagi air mata. Tak ada kata yang mampu mengungkapkan betapa berartinya perempuan itu baginya.
Terimakasih jutaan kali pun tak akan mampu membayar, hanya senyuman tulus dan rengkuhan kasih sayang yang akan selalu dia berikan semampunya.

Bapak.. Ibu...
terimakasih telah membesarkanku dalam peluk kasih sayang kalian.

Saturday, August 16, 2008

FireFlies


Malam tak begitu gelap, ribuan bintang menaburi seisi langit malam, dingin menyergap seakan-akan tak ingin lepas memeluk badan. Seorang perempuan duduk terpekur di pinggiran sawah. Hatinya disergap kehampaaan aneh, yang tak bisa dihindari sekaligus tak bisa dimengerti.

Dia selalu merasakan kesepian tanpa sebab yang jelas, kesepian yang selalu saja membuat dadanya sesak. Perlahan buaian angin malam menerbangkan helai rambutnya yang dibiarkan terurai.
Dua pekan setelah kekasihnya pergi, dia selalu duduk di pinggiran sawah itu hingga hanya suara jangkrik yang menemani. Entah apa yang dicari perempuan itu. Dia selalu menatap di kejauhan ujung sawah yang sejauh mata memandang seperti tak berujung. Sawah itu begitu luas, membuat dirinya semakin kerdil dan rapuh.

Mungkin dia merindukan kekasihnya. Sendirian terpekur membiarkan dirinya tenggelam dalam pelukan malam. Tak pernah ku lihat ada senyum mengembang di bibirnya. Wajah dinginnya seolah membuat dunia menjadi beku, setiap tatapannya seperti jurang hitam pekat yang begitu dalam.

Malam ini kembali dia terpekur di pinggir sawah, dan hanya terdiam seperti hari biasanya. Ribuan bintang yang mencoba menghiburnya pun tak sekalipun di liriknya. Seolah dia hanya menunggu satu hal saja, yang tak hendak diketahui semua orang.
Hamparan padi meluas bagaikan permadani dunia, terlihat elok diterpa sinar rembulan. Perlahan terlihat kerlip cahaya kecil di tengahnya, menyembul ke udara seolah menyambut datangnya rembulan. Puluhan ekor kunang-kunang tiba-tiba saja berkumpul, kemudian menjadi ratusan. Ah.. begitu indahnya.

Wajah beku itu terlihat mencerah, bibir yang selalu terkatup itu menyunggingkan senyuman. Seiring datangnya kunang-kunang, mengiringi keindahan wajahnya yang merekah. Seolah kunang-kunang itu utusan Yang Kuasa, mereka berkerlip mengelilinginya. Seiring senyumnya yang terus mengembang, kemudian tarian kecil.
Bagaikan pesta sambutan kedatangan kekasih yang dia cintai, mengajaknya menari bersama kunang-kunang. Dan dia hanya menunggu kunang-kunang... Kebahagiaan tak terkira yang ia yakini akan datang bersama kunang-kunang. Akhirnya terkabulkan..

Kekasihnya telah pergi dari dunia ini.

Friday, August 08, 2008

080808 (cantik apa bikin terusik?)


Pertama ngeliat angka itu pasti akan langsung berpikiran, "angka cantik".
Yaph.. 080808 itu angka yang sangat cantik. Selain memang angka 8 itu angka kesukaanku (jadi intinya nih comment subyektif banget gitu yak?), angka 8 juga katanya angka keberuntungan.
Kalau gak percaya baca aja di blog'nya mas Aprie. Hahaha..

Kalau buatku angka ini jadi bikin aku terusik (sedikit).
Sebetulnya tadinya enggak sih, sampe tiba2 dateng sebuah short message ke hape'ku.

"Mon kykny dlu da yg pengen nikah dihari ni, bln ni n taun ini dech, spa yak? Km tau gk mon? Hehe3"

Gedubrakkk.. usil banget ne temenku. Eh tapi bener banget yang dia tanyakan ituh. Dan aku merasa tertohok. Hahahaha...

Akhirnya cuma isa ngebales dengan ngeles2 yang panjang dan lebar. Itu kan cuma masa lalu.. itu kan cuma rencana.. itu kan.. dan itu kan yang lain lagi. Haha.. Wis mbuh ah.

Thanks Friend... udah ngingetin aku bahwa sekarang udah lewat deadline. Justru gak jadi soal, secara kan dah out of deadline.

^o^

Thursday, August 07, 2008

Poto"nya" Cembeyut Semuah


"Kenapa sih.. kok fotonya dia kalo sama kamu gak ada yang senyum?"
Sampai detik terakhir aku nulis ini, masih saja ada orang yang mengkritik foto'nya dia.
Kira2 begitulah intinya. Sering banget temen2ku nanya hal itu ke aku.

Hummm... iya bener banget. Aku sampai2 sering mencermati semua foto2nya berulang-ulang.
Berharap ada satu nyempil yang mengisyaratkan tawa di dalamnya. Sampai pegel mataku ternyata memang tidak ada. Tak liatin lagi satu persatu, masih saja gak ada.
Kenapa?? Mana aku tahu. Sempet melontarkan pertanyaan konyol pada salah satu temannya, pernah gak dia tertawa saat di foto. Dan ternyata temannya bilang, "sering kok kita poto ketawa".
Nah loh???

Hahaha...
Lucu aja kale.. aku ngebahas hal kecil kayak gini. Ehm.. yah aku sendiri juga gak tau kenapa. Mungkin saat ama aku mulutnya jadi kelu. Wakakaka..
Kalo mau berpikiran negatif sih banyak banget alternatifnya, tapi ya sudahlah.. toh aku kalo di poto kan tetep cengar-cengir. hwehehehe..

Aku cuma berharap, punya foto yang ketawa sama dia (semoga terkabul, jangan sampe aku menutup mata terlebih dahulu). Hwahaha.. sampe segini'nya doa'ku.

10 X 10... Cepekkk dehhh.

Lelah


Keabadian tak terujung
Tak tahu entah dimana
Satu kepastian di sudut hati
Terus ku tapaki hingga ujung nyawa

Lembah ngarai menghadang
Terperosok.. bangkit.. berjalan kembali
Mentari tak pernah lelah menyinari
Biarkanku terus berlari

Aku lelah...
Bila mentari pun terkadang menghilang
Biarkan aku terlelap sebentar
Aku tak ingin berlari saat ini
Jiwa ragaku tak kuasa menahan beban
Kadang ingin ku hentikan langkah
Tapi bukankah kaktus di padang gersang pun akan terus berjuang??
Kenapa tidak denganku..

Memalukan..!!!
Tapi aku lelah... sangat lelah

Wednesday, August 06, 2008

Journey




























30 Juli 2008,
Hari ini dia lagi bagus mood'na, jadi deh ngajakin aku buat hunting foto. Meskipun modelnya juga cuma aku dan dia, secara kita emang lagi belajar fotografi.
Tadinya malah kita mau pergi ke Owabong, sebuah wahana permainan air di daerah Purbalingga, Jateng. Tapi berhubung gak tau tempatnya dan petunjuk ke arah sana, dan daripada nyasar gak ketulungan, akhirnya di batalkan saja.

Berbekal Canon EOS D-SLR kepunyaan dia, dengan hati berbunga-bunga (ini sih gw..) berangkatlah kita. Pertama ke daerah Kulon progo, tepatnya di jembatan gantung desa... (ummm.. lupa), menyalurkan bakat narsis dan tentunya belajar fotografi itu tadi. Terus balik lagi ke Jogja, makan baso dulu di tempat fav' kita (bakso pak Narto.. xixixixi).
Tadinya mau langsung ke pantai Krakal di daerah gunung kidul, tapi sudah melewati setengah hari lebih dan sepertinya waktu juga gak memungkinkan. Akhirnya terpilihlah hutan pinus daerah Imogiri, Bantul.

Melewati daerah Gama Giri, kita masih sempet berfoto-foto ria, berloncat-loncatan di tepian jurang. Aku pikir jalanan itu lumayan sepi, tapi ternyata banyak yang lewat. Dengan pede tetep ajah kita berdua jepret-jepret, di iringi pandangan heran orang2 yang lewat. Hahaha..

Hutan pinus. Pinus itu salah satu pohon favoritku... menjulang tinggi lurus ke angkasa, teduh dan menyejukkan.
Di antara pohon2 yang berdiri lumayan rapat itu.. melihat ke ujung2nya serasa begitu kecil di dunia ini. Well, back to jeprat-jepret... sampai puas

Selesai.

Tuesday, August 05, 2008

Matahariku

Embun pagi selalu merindukan matahari
tuk menjelma menjadi udara
Terbang bebas berayun-ayun bersama sang angin

Tak ubahnya pun aku padanya
bukan tuk menjadi udara
tapi terbang melayang bersamanya

Maka kau..
bersinarlah bak mentari untukku
Jangan biarkan gelap menghalangi
senantiasa terangi jalanku
hingga keraguan tak datang manakala kabut menyelubungi

Kembalilah.. Rasa Itu


Beberapa waktu yang lalu aku sempet ke sebuah mall (paling besar di Yogya). Seperti biasanya sama dia (mau sama siapa lagi selain dia?). Udah lama banget aku gak kesana, dan selalu saja pengen ke sana. Entah sekedar jalan, atau cuci mata dengan barang2 yang bikin ngiler, tapi aku males untuk membelinya. Karena pertimbangan ini dan itu.
Intinya pergi ke sana itu sudah lama aku inginkan, mungkin ada sekitar 6 bulan lebih aku gak pernah jalan lagi kesana.

Tapi entah kenapa, waktu kemarin ke sana aku gak merasakan apapun. Entah itu kesenangan karena emang udah lama aku pengen ke sana (lagi), atau pun rasa yang lainnya.
I've got no feel...!!!
Hambar banget rasanya, jalan pun hanya ke tempat yang emang bener2 pengen di tuju aja. Melihat orang di sekitar pun enggak sama sekali, aku cuma bisa mengingat seorang petugas keamanan di pintu depan (karena kita sempat berhenti untuk di cek tas'nya).
Hummm.... I don't know why.

Mungkin... aku ingin kembali ke sana, tapi dengan rasa yang berbeda.
Kesana lagi, mungkin dengan dia lagi... atau tidak.
Atau mungkin aku tidak akan kembali lagi kesana... masih banyak kemungkinan yang lain lagi.

Fiuhhh... aku cuma ingin mempunyai "rasa". Itu saja..
atau mungkin aku terlalu aneh jadi orang? sampe hal seperti ini pun aku pusingkan..