Monday, December 11, 2006

Istirahat Sejenak

Banyak sudah yang terjadi akhir-akhir ini.
Tertawa, menangis, terjatuh, bangun kembali. Selalu saja begitu... karna memang hidup itu ya begitu. Tinggal bagaimana aku bisa menghadapinya dan dengan cara apa aku bisa melaluinya.
Ingin rasanya aku istirahat sejenak dalam hidupku ini, tapi itu gak mungkin terjadi.

Mana mungkin dunia mau menungguku??? Mana mungkin waktu bisa berhenti hanya untukku??
Yang ada aku harus selalu fight menghadapi segala yang telah di nikmatkan kepada diriku ini. Jatuh dan bangun dalam kehidupan itu hal yang sangat wajar.
Jadi.. sekarang ku biarkan diriku ini melangkah terus dan terus... Biar pedih peri dan luka selalu saja mengiringi langkahku, tapi.. biarkanlah saja begitu.

Teringat email dari temenku yang isinya bisa menguatkan hatiku. Begini email dia:

Suatu ketika, hiduplah sorang tua yg bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang pemuda yg kelihatannya sdg di rundung masalah. Langkahnya gontai dan air muka sangat kusut. Pemuda itu, memang tampak seperti orang tak bahagia. Kemudian ia menyampaikan segala keluh kesahnya pd Pak Tua. Dengan tatapan yg bijak, Pak Tua hanya mendengarkan dgn seksama, tanpa komentar sedikit pun.

Setelah pemuda itu selesai, Pak tua segera mengambil segenggam garam, dan meminta sang pemuda untuk menyiapkan segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dlm gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya,ujar Pak Tua itu. "pahit. Pahit sekali", jawab sang pemuda, sambil memuntahkan semua air yg diminumnya.

Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Pak tua kemudian mengajak tamunya untuk berjalan ke tepi telaga didalam hutan dekat tempat tinggalnya. Sesampainya di telaga, Pak Tua itu lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk seakan garam itu dibuatnya merata ke seluruh telaga.

"Coba ambil air dari telaga ini, dan minumlah". Setelah pemuda itu meminumnya, Pak Tua bertanya lagi,"bagaimana rasanya?". Pemuda menjawab, Segar". "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya PakTua lagi. "Tidak", jawab si pemuda.

Dengan bijak, PakTua itu menepuk-nepuk punggung si Pemuda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh disamping telaga itu. "Anakmuda, dengarkanlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memangakan tetap sama. "Tapi, kepahitan yg kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yg kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yg bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya.

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Luasnya hatimu, akan menawarkan segala kepahitan yg mendatangimu. Janganlah pernah Engkau menolaknya, karna kepahitan itu selalu datang untuk mendewasakanmu, menyiapkan dirimu tuk menyambut kepahitan berikutnya...."

Begitulah... kita emang harus selalu bersabar dan ikhlas dalam segala hal :)

No comments: