Tuesday, October 28, 2008

Beach to Beach

Sudah cukup lama saya tidak ke pantai lagi. Terakhir bareng temen2 ke pantai depok di bantul. Itu juga cuma makan saja. Gak sempat mainan air, sebenarnya untuk pantai bergelombang besar saya takut mainan air. Hehehe..

Minggu kemarin (261008) sebenarnya dia mau foto'in prewed salah satu temannya, tapi belum jadi soalnya kostumnya belum jadi (ribet nih.. kebanyakan kata "jadi"). Akhirnya dia ngajakin aku untuk hunting foto sendiri aja, sambil terus mengasah kemampuan fotografi (taelaahh... gaya pisan euy). Dan terpilihlah pantai di daerah Gunung Kidul, jadi tempat berlibur kami minggu kemarin. Pantai-pantai di Gunung kidul berpasir putih, tidak seperti pantai di daerah Bantul yang berpasir hitam. View'nya pun lumayanlah.. lebih indah memang.

Jam 7 pagi kami berangkat ke sana, tujuan utama adalah Pantai Sundak. Pantai Sundak ini ada di deretan pantai baron, pantai kukup, pantai drini, pantai krakal, pantai panjang, kemudian pantai sundak. Deretan pantai-pantai kecil berpasir putih itu lumayan banyak menyedot minat pengunjung. Beberapa bus pariwisata banyak menuju ke arah pantai, maklumlah hari minggu.

Pantai Sundak sebenarnya punya view yang lumayan, tapi berhubung kemarin pohon-pohonnya sedang meranggas, jadi agak-agak panas tempatnya. Langit pun kurang mendukung, karena cuaca akhir2 ini sudah mulai memasuki musim hujan. Tapi sempet juga foto2 narsis (foto2 itu harus.. dimanapun.. xixixi).



Gak puas hanya dengan mengunjungi pantai sundak, kami pun mencoba ke pantai di deretan sebelah baratnya. Sempet ke pantai krakal, meski hanya melihat saja (gak sempat foto2.. hikz), dan akhirnya ke pantai Kukup. Pantai kecil ini paling ramai di kunjungi wisatawan hari minggu kemarin ini, dengan ombak yang tidak begitu besar.. pasir putih.. dan juga banyak batu karang'nya memang lumayan asik untuk tempat bermain.

Buat yang pengen ke Jogja, gak ada salahnya mengunjungi pantai2 di wilayah Gunung kidul. Meski agak jauh.. sepanjang jalan kita akan disuguhi oleh keindahan pegunungan Karst yang indah di pandang. Pantai2-nya juga bagus2 kok.

Jogja Java Carnival

Sabtu 25 Oktober 2008 kemarin, di Yogyakarta di adakan acara yang bertajuk Jogja Java Carnival. Acara ini sehubungan dengan ulang tahun kota Yogyakarta yang ke-252. Jogja Java Carnival ini dimulai dari titik nol (alun-alun utara) sampai ke Taman Parkir Abu Bakar Ali (sebelah utaranya Malioboro).

Menurut informasi yang ada, acara di mulai dari sekitar pukul 6 sore sampai dengan selesai. Tapi berhubung saya tidak begitu tahu jadwalnya, dari jam 4 sore saya sudah
standby di malioboro. Memilih tempat parkir yang tepat untuk nantinya melarikan diri dari keramaian, karena pasti akan banyak sekali warga yang antusias untuk menontonnya. Akhirnya saya memilih parkir di sebelah selatan pasar Beringharjo, karena dari situ bisa akses ke arah timur untuk menghindari lewat malioboro.

Berhubung masih lama saya harus menunggu, akhirnya saya dan dia memutuskan untuk duduk-duduk santai di depan Monumen Serangan Umum sambil melihat pertunjukan musik etnis disitu. Gak banyak yang menonton disitu, gak tahu kenapa. Padahal musiknya asyik juga loh, saya aja sampe kadang ikutan bergoyang dikit. Hehehehe...

Sekitar jam 6 sore masyarakat sudah membeludak di malioboro, jalanan akhirnya macet. Karena sepertinya dari ujung malioboro belum di tutup. Apa sebenarnya sudah di tutup, tapi berhubung warga membeludak hingga masuk ke badan jalan, jadinya kendaraan susah lewatnya. Begitu antusiasnya warga untuk menyaksikan Jogja Java Carnival sampai tumpek blek orang-orang di jalan malioboro. Mengatur orang sekian banyak ternyata susah sekali, saya sampai membayangkan, gimana yah nanti karnaval'nya.. secara orang-orang ini pada gak mau minggir ke trotoar.

Awalnya saya berdiri di sekitar perempatan Kantor Pos Besar, di sebelah barat jalan. Tapi akhirnya memutuskan untuk pindah tempat saja. Karena dari situ kita susah buat nge-shoot gambar. Rencana awal kesitu selain pengen nonton acaranya juga pengen hunting foto-fotonya. Tapi begitu melihat lautan orang memadati badan jalan, hasrat buat hunting pun agak2 luntur. Akhirnya saya pindah ke lokasi sebelah utaranya panggung utama (untuk tamu undangan), disitu ada panggung kecil, untunglah saya dapet tempat di atas situ. Bertengger di bawahnya MetroTv, lumayanlah.. dari sudut situ kita bisa ngambil gambar, biarpun sedikit agak ketutup sama tiang-tiang.

Gak lama rombongan polisi pembuka jalan tiba disitu, bersama beberapa badut hewan. Sepertinya zebra deh.. ummm atau apa yah. Saya lupa :D
Gak berselang lama tiba-tiba dia meganging perutnya sambil meringis kesakitan. Humm... penyakit kebiasaannya kambuh lagi degh. *Masuk angin*... yuph masuk angin. Wah... kalau udah masuk angin udah deh, mau gak mau harus istirahat di rumah. Jadi bisa di tebak, saya gak jadi menonton Jogja Java Carnival. Hikz.. menyakitkan.

Gak kok.. kecewa sih iya, tapi daripada nanti dia kenapa-kenapa mendingan saya harus pulang dan istirahat. Soalnya besok pagi2nya ketika orang masih asik ngorok dia harus cuap-cuap.

"Aku pulang.. tanpa dendam

Kuterima kekalahanku..."

Hahaha.. kok jadi nyambung dengan blog ini ya?? Begitulah ceritanya, jadi saya tidak jadi menonton Jogja Java Carnival sodara-sodara... cukup menonton lewat TVRI saja. Lagian itu acara di mulainya agak malem gitu, untung juga saya pulang. Hehehehe..

*Psstt.. gak gitu ngecewain, besok pagi-nya soalnya saya di ajakin hunting foto ke pantai. Cihuiiiiii.... (bersambung ke cerita selanjutnya)*

*Maaf, tidak ada foto2nya.. soalnya saya tidak menonton sama sekali :P*

Thursday, October 23, 2008

Cakrawala Senja


Termenung sore itu..
Cakrawala semburatkan jingga, biru, putih dan abu-abu
Selasar cahaya menggapai ujung jagat raya
Kokoh seakan menantang dunia
Lamunan datang seiring keindahan yang terekam dalam mata
Membius jiwa, membungkusnya dalam ikatan kedamaian
Membawanya terbang bersama cahaya ke segala penjuru
Mengitari pendar ribuan cahaya nebula
Memeluk kehangatan mentari senja kala
Menyisakan damai menyelusup ke pori hati

Ah... anganku tak inginkan ini berakhir
Hingga malam menyeruak
Lirih suara jangkerik menggantikan kicauan burung
Dan kehangatan mentari berganti hembusan angin dingin
Tak pernah berakhir... dan terus begitu
Hingga waktu berganti.. gelap, terang, menjadi gelap kembali
Ku tetap disini
Tak beranjak meski angin menggerus kulitku
Aku akan terus mengagumimu
Wahai jagat raya...
Segala karut marut yang telah tercipta semakin membuatmu berwarna

Ah.. aku masih disini
Memandangi cakrawala senja

Tuesday, October 21, 2008

Mimpi di Ujung Pelangi


"Mimpi.. adalah kunci untuk kita menakhlukkan dunia.."

Penggalan lirik lagu'nya Nidji itu berarti banget buat seorang "aku", yang memang seorang pemimpi. Hahahaha... (ngomong ribet amat siy).
Yup.. orang yang tak punya mimpi jadinya seperti apa sih? Apa iya dia sanggup nerusin hidup? Terus.. hidupnya untuk apa? ehehehehe...

Mau ngomongin "mimpi"??? Enggak... enggak..
Jadi gini.. pssttt... akhirnya aku nonton Laskar Pelangi. Huraaaiiii...

Seneng banget.. bukannya apa2 sih, coz emang dari kemarin-kemarin itu pengen nonton. Cuma blom dapet2 tiketnya. Hehehe.. Mungkin dateng ke bioskopnya gak disaat yang tepat kali yah.

Udah gitu.. aku emang luv banget sama novelnya Andrea Hirata itu. Ditambah lagi kemarin nontonnya cuma gratisan aja (mpe Q tebalin tuy tulisan). Kebetulan kantor dapet jatah nonton di 21 sebanyak 310 seats (klo gak salah loh). Jadi kemarin rame2 nonton kesana.

Moga2 dapet gratisan lagi.. xixixi (ngarep.com) Fiuhh.. seperti mimpi di ujung pelangi. Artinya apa? Aku sendiri juga gak tahu, orang aku ngomongnya ngasal ini.

Ehem... intinya aku seneng bangettt.

*di edit.. gara2 salah nulis seats jadi sheet... emang'na kertas? wakakak*

Friday, October 17, 2008

Dan Tak Terlupakan...


Lambat laun sang waktu membawaku melangkah
Berarak awan hitam berganti putih hingga hitam kembali
Susut menyusut air telaga meninggalkan retak
Menggelepar sayap burung... patah... tergeletak di tanah
Langkah kaki ini menyongsong badai
Menerjang.. menyeruak.. hingga ke pori hati
Genggaman lembut masih jelas aku rasakan
Meski samar pun tak nampak.. jelas aku terkuatkan
satu langkah..
dua langkah..
hingga berjuta langkah
pun terus akan melangkah
Mungkin lelah.. nafas yang melekat terus memberiku mimpi
Jauh sudah.. sangat jauh aku melangkah
Genggaman.. senyuman.. sangat lembut
mampu terus membimbingku
Tak nampak meski jutaan cahaya mengelilingiku
dan tak terlupakan...

Monday, October 06, 2008

Love Freak


Terlena hati di buai suka
menjadi ketakutan luar biasa sepanjang perjalanan
Genggamlah tanganku sayang..
jangan biarkanku terbang menjauh darimu
Segala setan memeluk.. membuaiku
Sayang.. aku ingin kau lepaskan belenggu setan
tak cukup kau menggenggam tanganku..
Sepertinya kau harus memelukku erat
Ketakutan itu semakin nyata
tak pelak hatiku bagai tertampar duri
menancap erat berkarat pada sisa-sisa masa lalu
Aku butuh kekuatan… mencabutnya
meletakkan pada hitam kelam agar tak terlihat
Tak semudah angan.. tak secepat cahaya
Namun pasti aku mampu

Saturday, October 04, 2008

Aku (yang) Tak Sempurna


"Mungkin.. aku tidak lah sempurna"
Penggalan lirik dari lagu'nya Samsons ini tepat banget buat aku. Lagian siapa juga di dunia ini yang sempurna. Ya gak?? Hehehe..

Tapi aku, benar2 jauh dari sempurna. Tapi heran.. kenapa banyak yg suka yah? Ahahaha.. (siul2). Bukan.. bukan mo cerita tentang itu sih.
Eh.. kadang aku berkhayal, andai aja kedua orang tua'ku itu orang kaya. Hummm.. kayak'na gak bakalan malu deh orang2 dengan kehidupanku.
Weeiittss.. bukan berarti aku gak mensyukuri hidupku loh. Aku bersyukur.. BANGEDDD. Punya keluarga seperti mereka aku sangat2 bersyukur. Tapi kadang... ada aja orang yang malu berteman denganku, malu ke rumahku.. karna rumahku jelek kali yah? Humm.. itu sih masalah dia yah, kenapa juga mesti malu. Ahahaha..
Yang penting bagiku, aku bahagia... dan gak nyakitin orang lain.

Ngomong2 masalah nyakitin, aku yang jauh dari sempurna ini.. sepertinya juga banyak nyakitin orang lain. Humm.. sudah gak sempurna, pake acara nyakitin orang pula. Mau apa coba jadinya aku ini? Ngomong apa sih aku ini.. gak jelas.

Ah sudahlah...
Met lebaran ya semuanya.. maafkan aku yang tak sempurna ini.